NUNUKAN – Pembinaan merupakan hal yang wajib dilakukan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia dalam upaya menciptakan Narapidana sebagai SDM yang unggul dan produktif serta mempunyai kreatifitas yang baik, tentunya hal tersebut berhasil dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Nunukan.
Salah satu kegiatan Narapidana di Lapas Kelas IIB Nunukan yaitu memproduksi Tempe, hal tersebut tentunya merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat.
Sejauh ini, kita Mampu memproduksi sampai dengan 150 pack Tempe/hari nya. Kami selalu menerima Narapidana yang ingin dan ada niat untuk bekerja dan menambah pengetahuan di bidang pembuatan tempe untuk bekal mereka kembali ke masyarakat.
“Untuk keuntungan penjualan nantinya akan diputar kembali untuk modal usaha dan juga sebagai penyumbang PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) dalam Kegiatan Kerja Lapas,” ujar Abdul Majid Kepala Subseksi Bimker.
Dicontohkannya, ada dua orang warga binaan yang punya Naluri wirausaha, dia adalah Akbar dan Bakri yang di hatinya telah terpatri jiwa wirausaha. Keterbatasan di balik penjara, tak membuatnya melepas keahliannya itu. Ketika para narapidana dan tahanan lainnya tengah sibuk mencuci ataupun menjemur pakaian, dua pria mengenakan kaus Oren dan biru bertuliskan Warga Binaan Pemasyarakatan tengah berada di tempat pembuatan tempe.
Kedua tangan mereka tampak begitu lihai mengaduk-aduk kedelai dengan campuran ragi. Kedua warga binaan ini mau menghilangkan Anggapan masyarakat yang umumnya kerap memandang mantan narapidana dengan sebelah mata. Sehingga, ia pun berharap hal yang dilakukan selama di Lapas tersebut itu bisa dijadikan bekal setelah masa bebasnya tiba.
Kendati demikian, proses produksi juga tak berlangsung mulus. tapi setelah belajar dari pegawai dan warga binaan lainnya yang sudah paham terkait produksi tempe tersebut , setelah dua sampai tiga minggu belajar dengan di dampingi oleh petugas Lapas mereka pun sudah bisa sepenuhnya memproduksi tempe.
Hingga saat ini, produksi tempe itu terus berlanjut. Setiap hari Senin, Bakri dan Akbar semakin tekun membuat tempe. Hasil produksi mereka, menjadi lauk tambahan yang dinikmati para warga binaan lainnya. Ia mengatakan skill pembikinan tempe itu benar-benar bermanfaat baginya serta bagi kalangan napi lainnya.
“Sebelumnya saya sama sekali tidak tahu caranya bikin tempe. Di sini kami diajari keterampilan ini hingga saya menguasainya,” Kata Akbar dibenarkan Bakri.
Kepala Subseksi Bimker ini selanjutnya mengatakan pihaknya memang intens melakukan pembinaan keterampilan kepada para WBP.
“Semoga Tuhan yang maha kuasa melindungi kita semua dimana pun berada, Mari bersama-sama merapatkan barisan untuk Kemenkumham dengan penuh optimis untuk menjadi yang lebih baik lagi. Tetaplah menjadi pelayan Masyarakat yang mempunyai semangat mengabdi dengan tulus dan ikhlas kepada bangsa dan Negara,” tutup Abdul Majid. ***( Kontributor : RR – Humas Lapas Nunukan )